18 April 2020

Catatan CINTA untuk IBU… VINCERO !!!


“Ibu, hari ini aku sangat bersyukur karena aku sudah bisa melihatmu tampak begitu sehat, walaupun hanya melalui video call app whatsapp. Gak apa-apa… itu sudah lebih dari cukup buatku. Kenapa aku begitu girang, bu? Karena aku sempat cemaskanmu saat kemarin hanya bisa mengikuti perjalanan kesehatanmu dari group The Dopies (anak-anak Moerdopo). Allah sungguh Maha Baik, ibu nampak sehat, suaranya sudah tidak lemah lagi, wajahnya sudah segar, dan sudah mulai bisa pidato lagi…. VINCERO…”




Sudah hampir 2 tahun ini ibuku harus menjalani Hemodialisa - HD (cuci darah) seminggu sekali. Aku sangat paham, bahwa untuk menjalani proses itu tidak mudah bagi ibu yang saat ini sudah memasuki usia yang ke 83. Bersyukur bahwa sampai saat ini aku masih bisa bersama ibu, walaupun aku tidak selalu bisa bersamanya. Sejak ibu menjalani HD dan aku harus berada diluar kota juga bukan hal yang mudah bagiku. Walaupun aku tahu ibuku sangat kuat, tetapi hari demi hari tetap ada rasa cemas dihatiku. 




Menjadi semakin cemas, saat mendapat kabar bahwa ibu sudah beberapa waktu belakangan demam. Panasnya naik, turun, disertai batuk dan sesak. Saat ini ibu selain mengalami gagal ginjal juga mengalami infeksi paru-paru, dan harus dirawat dirumah sakit. Biasanya aku akan segera terbang pulang untuk menemaninya di Rumah Sakit. Tapi situasi saat ini, karena krisis COVID 19 ini, aku tidak bisa berbuat apa-apa. Dan akhirnya, aku hanya bisa mendapat kabar kesehatan ibu dari mbak Yayik yang selalu menemani ibu.
 Luar biasa kecemasanku ketika mbik meminta ijin pada kami semua untuk menandatangani surat pernyataan keluarga bahwa ibu harus diisolasi dengan protap menanganan COVID. Sementara diruang isolasi tidak ada fasilitas untuk HD. Sehingga ibu harus tertunda HD selama 1 minggu. Penundaan HD beresiko tinggi pada pasien gagal ginjal seperti ibuku. Dengan adanya penundaan itu, maka bisa saja terjadi sesuatu yang menyebabkan ibu harus dirawat di ICU. Dengan segala resikonya tentu saja.
Bisa dibayangkan aku ditempat yang jauh, hanya bisa berjalan mondar-mandir di kamar 8 ini dengan kecemasan yang luar biasa. Ibu harus menjalani rapid test swab untuk memastikan positif atau negativenya sang virus. Terbayang di pikiranku, ibuku sendirian diruang isolasi, dengan usianya yang sudah sulit untuk berjalan, bergerak… (biasanya selalu dibantu mbak Siti dalam kegiatan ibu sehari-hari). Aku hanya bisa tercenung, sulit bagiku untuk bisa lelap tidur, karena dalam hati kecilku aku mencemaskan ibu. Bersyukur bahwa hasil test ibu ternyata NEGATIVE… Allah Maha Baik. Pada hari itu juga ibuku keluar dari ruang isolasi, pindah ke ruang perawatan biasa, walaupun masih dalam kondisi isolasi. Tapi yang paling melegakanku adalah ibu sudah bisa menjalani proses HD kembali. Aaah lega rasanya…
Ibu membuktikan sebuah kekuatan CINTA yang dahsyat. Ibu bertahan demi kami anak-anak, cucu-cucu dan cicit-cicitnya. Besok ibu akan pulang kembali kerumah. NO COVID. Ibuku, luar biasa… I Love You, Ibu… VINCERO…!!!!

Note : VINCERO artinya “Aku akan menang”

Yogyakarta, 170420
Mess Kampus

 




16 April 2020

Tidak ada hasil yang INSTANT


INSTANT, menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah sesuatu yang langsung (tanpa dimasak lama) dapat diminum atau dimakan (tentang mi, sup, kopi, susu bubuk): susu -- , susu yang begitu dicampur dengan gula dan air (panas atau hangat) langsung dapat diminum.

Kita mau bicara apa sih? Kok malah bicarakan tentang makanan? Malah bikin lapar, sementara harus irit-irit, selama WFH. Kalau tidak, badan bisa melar, atau harus keliaran cari pasar untuk belanja lagi.

Bukan, kita bukan mau membicarakan masalah makanan. Tapi, kita akan membicarakan masalah USAHA. Heem… usaha apa? Lagi situasi begini kok ngomongin usaha. Laaah, memangnya usaha hanya dilakukan pada saat situasi normal aja? Ya enggak lah… Usaha itu harus dilakukan kapan saja, dimana saja… always usaha (sedikit nostalgia dengan jingle iklan jaman dulu… always …co... la…). Heem… kita kembali ke usaha ya…

Kalau kita melihat orang sukses. Apa yang ada dipikiran kita? Ya pasti macam-macam… ada yang berpikir “ya jelas aja dia sukses, wong anaknya si anu…” atau… aaah ya jelas aja bisa sukses gitu, dia kan dekat dengan si ini… si itu…” wiiih, banyak lah komen-komennya. Wong komen gak bayar ya… (heeem… nyacat is my bisnis). Tapi banyak juga yang mengakui, “waaah, iya dia memang hebat” atau…”ya dia memang pantas untuk sukses, karena dia konsisten dengan apa yang dilakukannya”. 

Terlepas dari semua itu, yuk kita coba lihat, ada apa dibalik semua itu. Sukses atau paling tidak mencapai sesuatu, itu pasti diawali dengan “ACTION”. Bergerak… bergerak untuk memulai. Apapun komen yang dilontarkan - mau positif atau negatif -  semua itu sebenarnya sedang mengomentari sebuah perjalanan action, gerak, atau usaha seseorang untuk meraih atau mencapai sesuatu. Entah itu sukses sebagai pengusaha, sukses sebagai seorang akademisi, bahkan sukses untuk menjadi seorang penjahat besarpun, semua itu juga dimulai dari langkah awal. Tidak ada yang tiba-tiba seseorang menjadi sukses. Walaupun anak si anu, atau kenalannya si ini atau si itu. Semua itu tentang proses. Tidak ada sebuah HASIL tanpa adanya PROSES. Proses itulah yang kemudian membuahkan hasil. Kalau saya boleh meminjam kata-kata Les Brown “… there is no INSTANT RESULT” 



Nah, dalam situasi seperti ini… Covid 19 tidak sedikit yang kemudian berteriak. Lalu gimana? Usaha apa? Dan lain-lain dan sebagainya. Laaah, ini kan force majeure ya… Semua pasti akan berteriak dengan teriakan yang sama. Lalu bagaimana ini? 

Gini...
Semua akan berteriak sama. Dengan teriakan yang sama… Tapi, coba dilihat. Mereka yang sudah bergerak dari sebelum bencana – ya walaupun berteriak juga – tapi mereka akan lebih tenang karena sudah ada bentuk, sudah ada wujud dari hasil gerak yang sudah dilakukan saat sebelum terjadi bencana. Memang, hasil menjadi kurang, karena adanya bencana ini. Nah… bandingkan dengan yang belum bergerak sama sekali… pasti teriaknya lebih kencang lagi. Jangankan bentuk, bergerak aja belum… 

Ya oke… trus sekarang harus gimana? Ya baiklah, sekarang mulailah bergerak. PIKIR. Pasti ada… pasti ada celah. Ada kata bijak mengatakan “Ketika Tuhan menutup pintu, Ia akan membuka jendela”… (Kalimat yang sejak kecil saya dengar, dari film The Sound Of Music)





Heem, jadi jangan takut. Ibarat bencana ini pintu, semua tertutup, ayolah… kita usaha untuk cari jendela. Pasti ada jendela yang terbuka. Intinya, ya jangan makin gak bergerak. Sedang kondisi baik-baik tidak bergerak, apalagi situasi sulit. Ya gak sih… 

Kata siapa semua peluang tertutup. Masih ada yang terbuka, tinggal kembali ke kita, mau usaha atau tidak. Intinya, tidak ada usaha yang INSTANT. Jangan tunda lagi. Karena tidak ada yang instant, kecuali pop mie dan kawan-kawannya. Bergeraklah sekarang, disaat bencana ini sebagai langkah awal. Hasilnya akan kamu dapatkan setelah bencana ini berlalu. Yakin dan percaya, bencana ini pasti berlalu (seperti filmnya Roy Marten dan Christine Hakin jaman jadul : Badai pasti berlalu). 




Jadi tetaplah memupuk impianmu, segeralah bergerak, hasil akan kamu dapatkan. UNQUESTIONABLY … tanpa harus dipertanyakan lagi.

16 April 2020
Terpenjara sepi
Mess Kampus
Yogyakarta

15 April 2020

Covid 19, Lalu harus apa?

Cukup lama tidak menulis disini... Perjalanan yang ternyata cukup panjang, hingga akhirnya muncul lagi disini... Kenapa ya? Salah satunya, mungkin adalah karena harus WFH... Ya, bisa jadi karena itu. Ternyata, COVID ini cukup ampuh menahan kita semua untuk tidak berkeliaran, dan memaksa kita untuk duduk manis dirumah saja. Apa yang kemudian harus kita lakukan dalam situasi ini? Bukan berniat untuk sok tau, tapi mungkin untuk sedikit mengingatkan bahwa kita harus mulai untuk ;

1. Menerima diri. Apa maksudnya ? Ya, kadang kita lupa atau bahkan kita tidak mengenali siapa diri kita. Kadang kita terlalu sibuk untuk memenuhi kebutuhan kita, hingga tidak sempat untuk mengenali kita ini siapa. Nah, dengan WFH, mungkin kita bisa mulai introspeksi. Kenal gak sih kita dengan diri kita ini? Bagaimana kita mau mengerima diri kita kalau kita sendiri tidak mengenali, SIAPA diri kita?

2. Melihat kebaikan. Nah, kalau yang ini apa maksudnya? Kita kadang, atau bahkan seringkali lupa, bahwa apa yang sudah kita terima ini, adalah semua berkat dari kebaikan. Kebaikan dari siapa? ya dari semua... dari orang tua, keluarga, sanak saudara, kerabat, tetangga, kolega. Tentu saja yang terutama adalah Tuhan Allah yang telah memberi kita kehidupan. Semua pasti bertujuan baik. Nah, apakah kita selama ini, sempat untuk melihat kebaikan itu? Nah... ini waktunya.

3. Mintalah. Ini dia... Saat inilah waktunya kita untuk rendah hati. Saatnya kita untuk meminta kepada siapapun yang memang bisa membantu kita. Heem... rasanya ini waktunya juga untuk mengatakan bahwa gengsi menjadi tidak ada artinya. Tentu saja, kembali lagi yang terutama dan utama adalah kita meminta kepada Tuhan Allah, agar kita dapat tetap hidup sesuai dengan kehendakNya.

Heem...
Sepertinya itu dulu ya, yang bisa disampaikan hari ini. Besok akan kulanjutkan lagi.

15 April 2020
Terisolasi di kamar 8
Mess Kampus
Yogyakarta

09 November 2017

Malahayati


Selulerku hari ini harus bekerja keras....
Kenapa...?
Ternyata banyak sekali yang merespon keputusan Presiden RI Nomor 115/TK/Tahun 2017.
Tentang apa itu?
Penganugerahan gelar PAHLAWAN NASIONAL untuk Laksamana Malahayati.

Aku lunjak bahagia...
Tanpa sadar aku mengucap Alhamdulillah... "Ibu... akhirnya negeri ini mengakui kerja keras dan perjuanganmu"

Ibu, 9 tahun yang lalu buku tentangmu diterbitkan. Namun tetap semangatmu belumlah cukup dikenal. Namun aku yakinkan dalam hatiku, suatu saat nanti semua orang akan mengenal dan mengakui darah dan air mata yang pernah kau cucurkan untuk negeri ini.





Mau tahu perjuangannya...?
Semua tertulis dalam buku PEREMPUAN KEUMALA...


17 December 2015

Diujung waktu




Aliran sungai itu pada saatnya pasti akan tiba di samudra luas...
Jangan hibur aku dengan kata "jangan sedih sayang..."  karena jelas aku pasti akan sedih.
Jangan kau tanyakan "mengapa kita harus bicara kematian?"
Sayangku... mungkin ini memang bukan pembicaraan yang akan terjadi esok pagi... atau minggu depan... atau bulan depan... bahkan tahun depan...
Tapi yang pasti... hal itu akan terjadi...
(Pembicaraan yang kudengar semalam... entah antara siapa dengan siapa... mungkin diriku dengan diriNYA... "NYA" siapa? Tiada jawab... hanya hening...)

Mampang , 17 Desember 2015