24 April 2014

MALAM GELAP PANJANG….



Ya ALLAH…
Bunyi Adzan Magrib mulai terdengar… pertanda waktunya matahari untuk pulang
Langit berubah warna… terang… bergeser lembayung dan perlahan menjadi GELAP.
Berjalan perlahan tak terasa… menuju malam…
Dan
Malam pun datang…

Hidup pulalah demikian adanya…
Subhanallah….
Sejak manusia lahir, besar, dewasa, tua … lalu mati… GELAP

Begitu pula masalah yang mengikuti…
Bila tak segeralah diatasi…
Masalah kecil menjadi besar, semakin besar, makin besar dan akhirnya meledak membuat GELAP….

Kekasihku…
Aku tak ingin berada dalam MALAM yang GELAP PANJANG…
Hari diisi dengan hati yang mengganjal…

Sayangku…
Malam akan berganti pagi…
Terang pasti akan datang lagi… itu sudah pasti…

Cintaku…
Kita akan terantuk batu… bila bertahan dalam GELAP
Mari kita nyalakan pemantik untuk mengalahkan GELAP walau hanya kecil…
Aku ingin mengajakmu … untuk membuat gelap panjang ini menjadi singkat saja…

Bisakah kita meyakini…
GELAP kita akan TERANG lagi….
Bisa sayangku… Bisa… dengan segala kedahsyatan cinta yang kita punya…
Mari sayang kita melepas sesak…
Tenangkan hati…
Bersama dalam dekapan…
Yakini diri… TERANG akan datang esok pagi….

Medio Mampang Prapatan
07:56

18 April 2014

Wafatnya ISA AL MASIH

Saat ini pukul tiga…

Seperti yang telah dituliskan dalam guratan pena
IA menghembuskan napasNYA pada sekitar pukul tiga….
Langit mendung gelap gulita pada saat kematianNYA

Kini... Hari ini... saat ini...
Tepat pukul tiga
Langit gelap gulita…
Bunyi guruh guntur… bersahutan….
Seperti yang telah dituliskan…

Langit diatas mampang… diselimuti awan tebal….
GELAP GULITA layaknya malam…
DIA sungguh menunjukkan kuasaNYA…

Aaaah…. merinding aku dibuatNYA

DIA sungguh HADIR….
DIA sunguh HIDUP....
DIA sungguh ADA….


Tersungkur ku dalam lemah… tak berdaya…


Medio Mampang ; Aku dalam keheranan....
18 April 2014
15:00

Happy Anniversary

Pagi ini aku terbangun karena selular disebelah tempat tidurku berdering-dering. Kulihat sebuah nama muncul disana. Cornelia… Heeeem… apalagi niiiih… belum kuangkat deringan telah berhenti. Hedeeeew… “Sabar dong Nel….” Kataku sambil menggeliat, meregangkan otot-otot yang semalam kuistirahatkan dalam tidur yang pulas. Ku buka menu pada gadgetku itu, dan ya ampuuuun… ternyata dia sudah menelponku lebih dari 6 kali… “Duuuuuh… sorry ya Nel… kagak denger daaah….” Kataku lagi. Tapi aku yakin… Nela pasti akan menelponku lagi. Hayo taruhan… wani piro… hehehehe… tiba-tiba… kriiiiiing… kring… segera kulihat nama pemanggilnya dan… Cornelia… “Lhaaaaa rak tenan…” [1]
“Opo siiiiiih…. Pagi-pagi udah kaya orang kesurupan kamu nih…”
“Hiraaaaa…. Manusia kalong… ini sudah siaaaaang…banggggooooon”
“Jiiiiaaah… berisiiiiiiiik….. apaan siiiiih?”
“Elo harus kasih selamat ke gue …. Hiraaaa….”
“Selamat apaan siiiih…???”
“Hari ini tepat peringatan 1 tahun hubungan gue sama si salelengna gue itu…. “
“Wooooalaaaaah…. Astagaaaaa….” Jawabku setengah berteriak. Ini menarik… aku segera terduduk ditempat tidur. Sambil masih mengerjap-ngerjapkan mata. Mungkin ada yang masih ingat tulisanku tentang ALFA DAN OMEGA. http://endangmoerdopo.blogspot.com/2013/09/alfa-dan-omega.html. Ketika itu Nela bercerita tentang perasannya, yang sangat mendalam. Lanjutku “ Jadi elo masih sama dia…? Hebaaaaaat….. gue pikir… loe gak ada kabar lagi… karena udah ciao dari tuh orang Nel….”
“Ya enggak laaaah… gue kan udah bilang…. Salelengna…. Ya berarti salelengna laaaah….” Jawabnya dengan nada super sumringah.
“Aduuuuuh… senengnya…. Traktir doooong….”
“Gak bisa hari ini Hira… kami akan merayakannya berdua ajaaaah….”
“Jiaaaah…. Dasar merki…”[2]
“Hira… tau tak… gak gampang lho ternyata… bisa bertahan dengan mas Hasto….”
“Hoooalaaah wong jowo thoooo…. Lha kamu bilangnya salelengna… tak pikir kamu itu pacaran sama wong mbatak Nela….”
“Denger Hir….” Lanjut Cornelia lagi. “Dengan segala keluguannya, dengan segala kebaikan hatinya…dalam perjalanan waktu ini… aku bisa belajar untuk menjadi orang yang sabar, rendah hati…dan… sangat menikmati kehadiran cinta”
“Wiiiiiih…. Dalem bangeeeet “ jawabku
“Selain itu… naaah… ini paling penting…”
“Heeem….” Jawabku lagi.
“Mas Hasto telah memperkenalkan aku tentang mulianya sebuah kesetiaan…”
“Widiiiiih…. Beraaaaat…. ” Tanyaku penuh dengan keterkejutan
Cornelia tertawa. Jelas aku terkejut. Memang, Setahun yang lalu Nela pernah mengatakan bahwa ia jatuh cinta. Dan kuyakin… pada saat itu, Nela bukanlah Nela yang kukenal. Sehingga walau  ketika itu aku bersyukur bahwa dia telah menemukan cintanya… tetapi tidak menutup kemungkinan ditengah jalan, Nela akan berubah. Cornelia gitu loooh… Banyak sekali laki-laki yang gigih ingin dekat dengannya. Aku mengenalnya sudah cukup lama. Bisa dikatakan bahwa akulah saksi perjalanan hidupnya. Nela tak pernah menyatakan cinta. Karena mungkin Nela sendiripun tak pernah tahu apa itu cinta, karena sudah direpotkan dengan banyaknya tawaran cinta yang disodorkan padanya. Hingga ia sendiri tak sempat untuk mengerti, memahami bahkan merasakan apa itu cinta. Setahun yang lalu, Nela memang pernah dengan begitu meluap-luap mengatakan padaku bahwa ia jatuh cinta. Pagi ini seturut katanya adalah peringatan 1 tahun hubungannya dengan mas Hastonya itu… (aku juga baru tahu tadi kalau ternyata sang dewa pujaan hati itu namanya Hasto…. Hahahaha… kupikir Parlin kek… atau Binsar kek… karena yang digunakan adalah kata SALELENGNA[3] tapi itu gak penting … hehehehe) Nela kembali berteriak-teriak padaku, tentang arti sebuah kesetiaan. Aaaaah…. Cornelia… berkah melimpah untukmu…. Kataku dalam hati.
“Hira…” panggilnya agak sedikit lebih pelan.
“Yupiii dear…”
“Aku bahagia… selama 1 tahun hubungan kami, aku merasakan cinta… dan saat ini …. Aku memiliki kesetiaan…”
“Great, Nel… aku ikut senang dengan kebahagiaanmu itu… selamat ya… sampaikan salamku untuk mas Hasto. Semoga aku tidak kau ganggu untuk berita anniversary mu ini hanya tahun ini…. Harapanku… setiap tahun loe akan menggangguku dengan letupan kebahagiaan yang sama… gue berharap perjalanan cinta loe ini akan salelengna… seperti yang kamu katakana setahun yang lalu….”
“Ya Hira…. Makasih banyak… aku memang harus banyak belajar…. Doain ya Hir…”
“Doaku selalu untukmu Nel… hanya ada 1 hal yang akan kuingatkan padamu…”
“Apa itu Hir…?”
“Pertemuan adalah awal dari perpisahan….”
Cornelia terdiam. Aku hanya bisa mendengar napasnya. Aku yakin diseberang sana Corneliapun terkejut dengan kalimatku.
“Hira… “ Panggilnya. “Hanya kematian yang akan memisahkan aku dan mas Hasto”
Oooooh mak…. Gantian, Cornelia yang membuatku kini menjadi terhenyak. Ternyata, sungguh Nela telah memiliki energy cinta yang luar biasa… Aaaah ya Allah… aku  memejamkan mata yang mulai memanas bahagia… (akhirnya jadi serius akunya)
“Sekali lagi… selamat ya Nel…”
“Terima kasih banyak Hira… doakan kami dalam setiap doamu….”
“Cornelia… tidak ada sedetikpun dirimu luput dari doaku…” Ingin rasanya kupeluk Cornelia yang sedang berbahagia itu.

Happy anniversary Cornelia sahabatku… kutunggu peringatan ini tahun depan… tahun depannya lagi…. Tahun depannya lagi… lagi… dan lagi…. Hingga maut memisahkan….. Alfa dan Omega ya Nel….

(Perlahan kudengar suara Elvis Presley dari radio disebelah tempat tidurku… hoooalaaah… semalam ternyata radio menjadi pengantar tidurku thooo…. Dan sekarang lagu SHE WEARS MY RING… mengalun lembut…. Menyempurnakan kebahagiaan Cornelia dan Hasto)



Mampang, 18 April 2014
09:07



[1]. Lha rak tenan = Lha… benar kan….
[2] Merki = pelit
[3] Salelengna (bahasa Batak) = selamanya.




15 April 2014

MISTERI



Saya teringat dengan pembicaraan dengan seorang sahabat, tentang MISTERI. Dikatakannya bahwa manusia hidup dengan MISTERInya masing-masing… Heeem… menarik….

Bahwa manusia itu melakukan segala sesuatunya, pasti dengan latar belakang dan alasannya masing-masing, yang sudah pasti tidak akan sama antara manusia satu dengan manusia lainnya karena kita ini unik, berpikir dan memiliki kehendak bebas. Oleh karenanya, kita sebagai manusia yang sangat minim dengan pengetahuan kehidupan, belumlah sanggup untuk dapat memastikan secara mutlak… ini adalah benar dan ini adalah salah… benar menurut siapa dan salah menurut siapa…. Karena segala sesuatu itu terjadi pasti ada alasan dan latar belakangnya sendiri…. inilah MISTERI…. Heeeem makin rumit…

Pikiran melayang pada pengalaman saat saya bertugas disebuah daerah, saya melihat seorang perempuan yang setiap pagi berada disamping sebuah rumah berdinding anyaman bambu. Gedeg kalau orang jawa bilang. Apa yang dikerjakan perempuan itu? Setiap pagi ia selalu mengintip dari celah-celah lubang anyaman bambu untuk dapat melihat apa yang terjadi dibalik bilik itu. Bisa dibayangkan, bila kita melihat sesuatu dari celah kecil, dalam hal ini adalah lubang celah kecil bilik bamboo, tentu area pandangan kita hanya seluas lubang itu. Kita tidak dapat melihat secara jelas, secara luas, karena minimnya area penglihatan kita itu. Kembali ke perempuan tadi, setiap pagi dia mengintip dari celah bilik untuk melihat apa yang terjadi didalam sana. Perempuan itu selalu memperhatikan gerak-gerik yang empunya rumah. Dilihatnya si empunya rumah nampak begitu mesra dengan seorang laki-laki, yang dia kenal sebagai seseorang yang cukup dikenal oleh masyarakat daerah itu. Dari hasil pengintaiannya, laki-laki itu sangat sering berada dirumah si empunya rumah. Dan akhirnya, perempuan itu tidak tahan lagi dengan kecamuk pikirannya, lalu mulailah ia yakin… bahwa hal ini harus diluruskan… yang empunya rumah sudah melakukan kesalahan besar, dan jelas ini adalah pelanggaran dan mutlak harus diluruskan… heeem… perempuan pengintip ini mulai repot dengan segala strategi untuk bisa “membantu” meluruskan…. Heeeem…. Bengkok rupanya menurut dia….

Mulailah perempuan ini sibuk untuk meluruskan apa yang dilihatnya dari celah bilik bamboo itu… ada yang membeli jualannya ada yang mengabaikan… hingga akhirnya..... Buuuuuzzzzz…… api membubung tinggi…. Semua orang melihat gumpalan asap yang gulung gemulung memenuhi langit…. Ada yang senang…. Tetapi banyak yang sedih… bertanya-tanya… mengapa rumah itu harus terbakar... atau dibakar?

Si empunya rumah berdiri menatap puing rumahnya, dengan mata memanas… dadanya sesak… tak ada yang tersisa… semua habis terbakar menjadi puing …. Ia memejamkan matanya… menarik napas panjang…. Membetulkan letak kerudung hitamnya… dan mulai melangkah masuk ke dalam sisa-sisa puing yang terlihat masih berkepulan asap. Seperti tak dirasakannya, kakinya melepuh menginjak bara-bara panas yang masih sedikit-sedikit menyala…. Ia mulai membereskan sendiri, puing-puing rumahnya… dengan segala kekuatannya. Tidak sepotong kalimatpun terucap dari sela bibirnya yang pucat. Ia diam… seribu bahasa….dengan segala kekuatannya... ia mendesis perlahan..."Terjadilah padaku seturut kehendakMu... yang aku mohon hanyalah kekuatan, agar aku mampu membangun dan menata kembali gubukku..." sambil terus mengais sisa-sisa puing ... dengan sisa-sisa tenaganya.

Apakah kita… dengan hanya melihat dari celah sempit bilah bilik… sudah dapat memastikan bahwa apa yang terjadi dibalik bilik itu adalah sebuah kesalahan? Ataukah sebuah kebenaran?

Segala sesuatu terjadi, atau dilakukan, adalah dengan alasan dan latar belakangnya sendiri. Dapatkah kita menentukan sesuatu, menjadi sebuah simpulan…. Apabila kita hanya melihatnya dari ruang penglihatan yang sangat sempit? Sepotong-sepotong… tidak utuh?  Atau hanya dibalik sebuah layar, walaupun transparan… sebagai sebuah kebenaran mutlak yang harus diluruskan…?

Heeeeem…. MISTERI….


EM
14 April 2014
09:29