Sahabatku…. Kutanyakan padamu….
Apa yang akan kamu lakukan… apabila tiba-tiba saja dirimu merasa seperti
seorang diri… ?
Aaaaah …. Apakah tepat aku
lontarkan pertanyaan ini padamu, karena kau memang telah memilih untuk hidup
sendiri… heeeeem kurasa agak salah juga kutanyakan ini padamu… Karena memang
kamu tidak membutukan sentuhan, tidak membutuhkan dekapan, dan pula tak
membutuhkan ciuman hangat…
Sahabatku…. Menjadi sendiri
sebenarnya bukan hal yang baru untukku.
Telah ku kenal rasa itu
sejak aku harus terjun bebas, dalam usia yang sangat muda untuk menjalani hidup
ini sendiri. Bersama bayi perempuan cantik yang harus kuisi perutnya, kuisi
pikirannnya dan kuisi hatinya.
Sambil pula aku harus
berjuang untuk mengisi pundi, agar tetap tersedia sesuatu yang kukunyah esok
pagi, agar aku dapat menukarnya pula dengan sekaleng biscuit untuk dapat
mengisi perut bayi cantikku…
Sambil pula aku harus
berjuang untuk mengisi kepalaku dengan berjuta ilmu pengetahuan, baik teori
maupun praktis… agar aku dapat masuk dalam kompetisi bursa kerja, yang
menetapkan standart pegawai seorang sarjana…
Sambil pula aku harus
berjuang untuk mengisi hatiku dengan cinta,
agar aku dapat selalu menerima dan menjalani, apa yang harus kujalani dengan
dada lapang… tanpa merasa telah melakukan sebuah pengorbanan…
Kini, tiba-tiba aku merasa
letih…
Langkah kaki ini kurasa kian panjang…
Tapi tetap harus kujalani
sendiri…. Kuselesaikan sendiri…
Bayi cantik itu kini sudah dewasa… dan jelas telah
memiliki hidupnya sendiri…
Aku hanya bisa mengamatinya,
memandanginya, menikmati keindahannya… dengan rasa penuh syukur. Tanpa mampu
untuk menuntutnya agar lebih mengerti diriku….
Sahabatku…. Puluhan tahun
aku terbang melayang seorang diri, menggenggam hati yang kering, cinta yang
padam… dengan tumpukan kerinduan atas belaian tulus penuh cinta dan kecup
hangat untuk bisa menyulut bara yang telah dingin dan padam.
Masihkah aku layak untuk
berharap…?
Kian hari… harapan itu kian
pudar…
Langkahku kini kian terseok...
menjalani pergantian hari dengan hampa... tanpa mampu berharap ….
Sahabatku…. Aku ingin
sepertimu… dingin tanpa membutuhkan kehangatan, gembira tanpa membutuhkan
dekapan dan bahagia tanpa membutuhkan sentuhan… kulihat kau begitu menikmati
kesendirianmu, tanpa direpotkan dengan kebutuhan manusiawi sepertiku… Mampu kah
aku menjadi sepertimu?
Sahabatku… kau telah
menghadirkan keceriaan untukku… telah menghadirkan kebahagiaan untukku…
hari-hari berlalu dengan cepat dan penuh dengan tawa dan canda… penuh dengan
cinta kasih Ilahi… aaaaah terima kasih….
Sahabatku… kurasa… akan
lebih baik, bila aku tidak merepotkanmu dengan sakitku… dengan kebutuhkan
manusiawiku… oleh karenanya… kukatakan padamu… kau adalah sahabatku… hingga akhir
hidupku. Kau adalah bersih, kau adalah murni… pesanku sebagai seorang sahabat, jagalah semua itu
sesuai dengan pilihanmu. Aku akan selalu mendoakanmu….
Sahabatku… jangan takut… aku
akan selalu mencintaimu sebagai seorang sahabat… Ijinkanlah aku pergi untuk
bisa menikmati sisa hari… mentari telah memerah diujung barat sana… semua akan
kuselesaikan sendiri… seperti janjiku pada suatu hari…. Aku mencintaimu,
sahabatku…
21 Juli 2013
No comments:
Post a Comment