DEMI MASA
Dia adalah DEWA LANGIT…. Bersamanya aku akan MENARI
diatas MENARA….
PROLOG
Malam
itu tepat PURNAMA diatas bumi. Leon menghentikan motornya tepat dibawah lampu
jalanan. Mendongak keatas, sambil masih terduduk diatas sadel motornya. Melihat Leon
mendongakkan kepala keatas sana, Hirapun mengikutinya… turut memandangi langit
yang berhiaskan cantiknya PURNAMA.
“PURNAMA
diatas kita…” Desis Hira.
“Semilir
angin pantai…” jawab Leon, sambil ia kemudian menoleh kebelakang, dimana Hira
bersandar di punggungnya sambil memeluknya erat dari belakang. Leon menarik
pelukan Hira lebih kuat. Leon menggenggam tangan perempuannya sangat erat. Ia merasakan
detak jantung perempuan itu di punggungnnya, ia menikmati deburan nafas Hira
yang lalu lewati telinganya. Ia mendekatkan pipinya pada perempuan yang saat
ini bergelayut dipunggungnya… dan dengan lembut Hira mengecupnya perlahan. Leon
menutup matanya… Hirapun terpejam… saat bibirnya menyentuh pipi Leon yang
hangat.
Saat
itu pula terasa taburan ribuan kembang setaman menjatuhi mereka… dibawah pendar
sinar lampu penerangan jalan. Aromanya merebak kemana-mana… seakan seluruh isi
bumipun dapat menikmati… aroma kembang langit yang beraneka warna tanpa batas
layaknya warna-warna yang ada dibumi. Ribuan jenis tanaman bunga-bungaan langit
yang tak pernah nampak di bumi fana. Wanginya melebihi aroma minyak wangi raja
dan ratu negeri …
Diatas
mereka nampak para bidadari menari… sayap-sayap mereka mengepak kekanan-kekiri…
menimbulkan kepulan asap indah yang pula mulai lenggok gemulai menari. Gerakannya
dahsyat meliuk kesana-kemari… diiringi alunan dawai, kecapi dan seruling para
penabuh langit… melantunkan nada asmara sendu merayu… bangkitkan birahi semakin
meninggi hingga tak dapat tertahankan lagi… wajah-wajah cantik para bidadari
sedari tadi sungging senyum manis dibibir indah kilau merekah. Dewata
diatas sanapun berbaris tersenyum sambil menangguk-anggukan kepala…. Seirama dengan
alunan nada-nada simphoni pelantun langit… yang menciptakan sebuah orchestra cinta…
antara langit dan bumi, ada CINTA DAHSYAT yang tercipta diselanya…. Seakan para
dewatapun larut didalamnya… meniupkan rasa iba dihati mereka… untuk menabuhkan
GENTA KAHYANGAN yang seharusnya telah ditabuhkan sedari tadi… Pertanda akhir
dari seluruh perjalanan asmara berselimut birahi… antara langit dan bumi…
Keduanya
masih terpejam. Menikmati pelukan dahsyat yang akan berakhir saat genta
kahyangan mulai bertalu…..
“Beberapa
saat lagi…. Tunggu… tunggulah dulu…. Aku masih iba pada mereka…” Dewata Naara
menahan saat penabuh GENTA telah bersiap menabuhnya…. Barisan Dewata diatas
sana semua turut terpejam… turut bersiap merasakan gemuruh yang akan terjadi,
bila Genta telah ditabuhkan… Para Bidadari pun mulai menitikkan air mata…
senyum cerah bak manusia, mulai kembali pada senyum surgawi… tanpa ekspresi…
tanpa birahi… yang ada hanya datar atas nama kedamaian, kemurnian dan kesucian langit yang harus selalu terjaga rapi.
“Waktu
mereka telah habis Dewata Naara…Dewa Tora harus kembali bersama kita” sahut penabuh
itu.
Dewata
Naarapun diatas sana hanya dapat terpejam… menahan perih yang akan
disaksikannya…. GENTA KAHYANGAN pun pecah....!!!!! Suaranya memekakkan telinga.... menusuk-nusuk hati perih.... Semua mahluk langit terpejam.... tak sanggup menyaksikan apa yang akan terjadi dibumi sana....perempuan anak manusia itu akan meronta dalam lolongan teriakan panjangnya....
“Leooooooon….”
Teriak Hira…. Saat terjaga… tak ditemuinya kekasih belahan jiwa berada disana…Hira
kecarian laki-laki kekasihnya… “Hendak kau bawa kemana diaaaaa, hai para dewata…..”
teriak perempuan itu meraung sekuatnya…. “Beri aku waktu sedikiiiiiit lagi
saja, sedikiiiit lagi sajaaaaa…… mengapa aku harus segera terjaga, mengapa
larut malam berlari begitu cepatnya jelang pagi…. Mengapa genta itu harus
ditabuhkan…. Saat aku mulai mengenal cinta…. ” Teriakkannya makin menggema. “Mengapa
dekat denganmu aku menjadi lebih hidup. Rasanya seharian tadi aku menunggu
waktu terasalah sangaaaaat panjang… Namun ketika kita berdua, waktu terasa
begitu singkat. Bersama kita habiskan…. Salmon Steak pesanan tetapmu dan 8
potong chicken wings…juga tak lupa Milkshake Vanilla kesukaanku… “ Hira
menghela napas panjang. “Dalam bincang panjang diatas pasir putih beralas
matras… Berdua kita hadirkan hening… aaaah… terlantun dalam sepiku… sebait doa
untukmu, untuk kita agar tetap dapat selalu bersama… Bersama kita bergumul
dalam karya dan perjalanan dalam jalur yang tak akan pernah satu itu. Bersama
pula kita bergumul dalam gelombang cinta, dalam lautan asmara… dengan napas
membara… Tubuhku serasa bergetar…“ Hira terdiam dengan mata memanas… terpejam
dengan mata membasah…. Berseru dengan kekuatan terakhirnya…. “Dewa Langit… bilakah
kau akan kembali….” Rintihnya mulai melemah…. Dan perempuan itu rebah, hanya
bisa terkulai pasrah…. Layar langit tertutup… bumi kembali sunyi…. Hanya tersisa
gemericik suara air…
(BERSAMBUNG….)