Bagaimana kabar LEON?
Sebuah pesan singkat masuk
dalam gadget Hira pada suatu pagi.
Apakah LEONmu sudah meneguk
kopi pagi dan menghisap asap rokoknya seperti yang selalu kau lakukan setiap
pagi, Hira?
“aaaaah Abang…. LEON itu sebuah
pendar yang sempurna… sirat sinarnya menembus bumi yang membuatnya menyala…
memenuhi semesta dengan energinya… menyetuh kulit dengan belaiannya… menembusi
relung hati dengan sirat sinar matanya…. Itulah LEON ku… sang Dewa Langit diatas
sana… dia tidak minum kopi dan tidak merokok“ balas Hira dengan pesan singkat pula
pada pengirim pesan…
Jiaaah ngeri kali Hira….
Teriak seseorang diseberang sana….
Kriiiiiing…. Dering gadget
berteriak nyaring dan kencang….
Adnan Malaka : Hira… Sang
Dewi Cinta…. Mulai membumi menebarkan aroma asmara kau rupanya… setelah puluhan
tahun membatu diujung sana….
Hira : Abang yang mulia…
ribuan hari tak jumpa… tiba-tiba hadir dengan teriakan menggema… mimpi apakah
gerakan tuan, nih… hingga seorang pejabat negeri menyapaku dengan gegap
gempitanya….
Adnan Malaka : Jiah…. Makin cantik
kau kulihat sekarang ya….
Hira : Sebagai sebuah rasa
syukur pada kehidupan dan alam semesta, abangku… maka haruslah cantik manusia
perempuan dan haruslah ganteng laki-laki dimuka bumi….
Adnan Malaka : Hahahaha….. Aaaaah
Hira…. Kau selalu melontar kata yang membuat kaum adam ini meroket kelangit…
Hira : Langit pun rindu kau jumpai bang…. Maka kulemparkan
kau kelangit… agar dapat kau lihat indahnya bumi dari atas sana….
Adnan Malaka : Bajingan kau
perempuan Hira… membuatku rindu untuk dengar suaramu…. Hahahaha… dari dulu aku
hanya diberi kesempatan menikmati suaramu…. Tanpa bisa berada didekatmu…. Layaknya
belut jelita kau menari dihadapanku… lenggokmu mengundangku ingin berlari
mendekapmu dalam pelukan asmara…. saat akan kudekap… menghilang lah kau dalam
timbunan pasir basah… bedebah kau perempuan gila…. Hahahaha…
Hira : Subhanallah abang…
Puji Syukur pada sang Pencipta… Allah menciptakan belut jelita… hahahaha….
Adnan Malaka : Aaaaah Hira…
dari dulu hingga kini… nampak indah bak pegunungan sejuk terlihat dari jauh…. Bak
batu karang keras dan terjal bila dipanjat…. Kami bagai pujangga frustrasi saja
kau buat … Kau buat kaum kami ini menderita….
Hira : Hahahaha…. Abang …. Janganlah
menderita abang…. Hidup ini sudah susah… janganlah abang buat hidup makin
menderita…. Apakah batu karang harus selamanya menjadi batu karang? Kiban[1] kabar Bang… lama tak jumpa
kita ya….
Adnan Malaka : Haba get[2] … Hira… Aaah Hira… aku
sebenarnya menelponmu ini hanya ingin bertanya satu hal saja…
Hira : Tuan, abang….
Adnan Malaka : Siapa Leon
itu….
Hira : Leon itu… Dewa
Langit, bang….
Adnan Malaka : Cukup… cukup
bualanmu Hira…. Aku menafsirkan ia adalah tokoh yang memang diambil dalam kehidupan
sehari-hari.
Hira : Heeem… begitukah
menurut abang?
Adnan Malaka : Yaa…
begitulah yang kutangkap… seperti dalam tulisanmu ; Hira yang tercekat setelah
melempar basa-basi, berucap selamat datang… aku membayangkan Leon dalam nyata
sosok seorang mentor…
Hira : Hoooo… gitu abang ya….
Adnan Malaka : Jujur
jawablah aku Hira…. Siapa Leon?
Hira : Dia adalah Dewa
Langit yang kuturunkan dalam kasat seorang manusia… dan membuatku terpuruk
tergila-gila…
Adnan Malaka : Jiaaaah….
Hira… tergila-gila dengan seorang laki-laki… Teganya kau bicara begitu… Lalu
bagaimana dengan aku… yang sedari dulu merindumu…? Yang sedari dulu terpuruk
karenamu… dan saat ini kau terpuruk oleh Dewa Langitmu itu…. Lalu bagaimana
dengan kami para laki-laki dibumi ini…. Bila seorang Hira telah jatuh cinta
pada mahluk langit….? Siapa dia Hira… bolehkah kutau… upeti apa yang
disampaikannya untukmu….
Hira : Dia menyampaikan
KASIH dan CINTA….
Adnan Malaka : Jiiiiiaaah….
Hira… bicara Kasih dan Cinta… Tolong Hira sedang bermimpi kau rupanya… Dewa langit itu telah meruntuhkan batu karang
yang selama ini hanya bisa tajam kami rasa… ?
Hira : Seperti yang
kukatakan tadi bang… ada waktunya pula batu karang itu luluh lantak terkena
sengatan sinar matanya….
Adnan Malaka : Kisahmu Leon
dan Hira… apakah itu adalah adaptasi lagi dari kisahmu dengan almarhum suamimu…?
Hira : Heeeem…. Bisa jadi
juga abang… aku mencoba mengakomodir keliaran imaginasi… menghadirkan yang tak
kasat menjadi ada… sebentar abang ya… ini baru kuterima… ada pesan dari langit
semesta….
Adnan Malaka : Pesan dari langit
semesta… Dahsyat kau Hira…. Hebat kali kau tempatkan Leonmu itu… Bajingan kau Leon….
Membuatku harus menunggu …
Hira : Tuan, abang….
Adnan Malaka : Apa pesan
yang disampaikan rupanya…?
Hira : Sebuah pesan cinta....
Hira sibuk mengaduk minuman
buatan Sri… Minuman kesehatan yang disiapkan setiap pagi untuknya. Minuman yang
terdiri dari campuran buah apel, wortel, jeruk, buah naga, dan kunyit putih, ditambah lagi dengan cuka
apel. Hira menyebutnya dengan nama JUS RA ENAK…. Hira selalu meminumnya bila
sudah tidak ada waktu lagi untuk mengelak… Kalau bisa ditunda kenapa harus
dipercepat sayang… jawab Hira bila Leon sudah sibuk untuk mengingatkannya
meneguk “JUS RA ENAK” itu setiap pagi…
Pesan dari langit ; “
Minumlah dulu jus ra enakmu itu… sesuatu yang pahit, akan menjadi manis pada
akhirnya… minumlah dulu Hira cintaku… “ aaaah…. LEON… suaramu itu… bak pesan
dari langit… Hira tersenyum saat satu gelas besar JUS RA ENAK telah diteguknya….
Aku mencintaimu LEON desis HIRA perlahan….
Hira lupa… masih ada Adnan
Malaka yang berteriak-teriak diseberang sana “ Hallooooo…. Hira…. Halllooooo…. Hira… apa pesannya…. Halooooo Hiraaaa…..
halllooooooooo “
Mampang, 11 Mei 2013
10:00