BUKAN CINTA BIASA
Tora membalikkan tubuhnya, saat terdengar
Cafa memanggil namanya. Dalam sekejap pandangannya terpaku pada perempuan bumi
yang saat itu berdiri tidak jauh dibelakangnya. Pakaiannya hitam, dengan rambut
terurai berwarna hitam kecoklatan. Tora tercekat memandangi perempuan yang saat
itu pula memandanginya dengan tatapan setajam mata elang. Keduanya bertatapan …
bumi pun turut cekat, hening semua terdiam… seakan hanya terdengar bunyi debar membahana
dari ribuan jantung manusia yang kemudian turut beku, terpaku mematung sesaat…
Diatas sana dari sela-sela awan muncul
semburat sinar-sinar yang kemudian bak sulur-sulur tipis mulai menghujani bumi…
awanpun mengalah, bergeser pergi… membuka tirai tabir langit yang sedianya
gelap mendung tertutup awan, kini tertinggal mentari bulat mulai rekah senyum lebar
tebar sinar keseluruh permukaan… aaaah… dahsyat… Bumi tiba-tiba menghangat dan
dingin mulai beringsut perlahan menguap pergi berlari mengikuti awan…
Terdengar suara petir dari langit sana, diikuti
kilat menyambar… yang kemudian disusul derai genit suara bidadari yang seakan
bebas lepas dari gelapnya semesta… mereka mulai sibuk memasang kembang goyang
puluhan jumlahnya disela sanggulnya, menyematkan gelang-gelang kaki yang
menimbulkan bunyi gemerincing saat langkah diayunkan….. pula segera sibuk
memasang kembali sayap-sayap yang berwarna-warni untuk kemudian menyusun
barisan bersiap terbang menuju bumi… Menggunakan kain sutra berwarna cerah
sebatas mata kaki, terbelah disamping, hingga nampaklah kaki mulus para
bidadari dalam bentuk yang sempurna, berjalan berlenggok bersiap-siap untuk
menari… Tangan-tangan berjari lentik siap membawa bokor isi kembang harum
mewangi, serta tungku dupa bubuk beraroma setanggi… Kepak sayap mereka berirama
seiring dengan terdengarnya sangkakala dan harpa langit yang mulai melantunkan simphoni yang tercipta
alami …
Bumi sontak harum mewangi… tiada sela sisi
bumi yang tak terlewati … pula dipenuhi taburan kembang merah, kuning, jingga yang
tiada henti hujani bumi… dibawah lengkung bianglala yang pula tak mau
ketinggalan segera melesat dari langit menuju bumi, persilahkan para bidadari
dan penguasa langit untuk kunjungi … tanah bumi yang sedianya gelap mendung …. kini
rekah bersinar kembali….
Pandangan Tora masih lekat tajam menusuk bola
mata Rhea… PENDAR SIRAT SINAR MATA Tora membuat darah Rhea mendidih bergetar …
keringat dingin mulai bercucuran di tubuh mereka… Keduanya masih bertatapan… kepul
asap setanggi dari dupa para bidadari dilangit
sana segera menyeruak menyelimuti keduanya… dari ujung kaki hingga ujung kepala…
mengangkat dan menerbangkan mereka menuju angkasa… antara bumi pijak dan langit
lepas.
Tanpa aba-aba… dalam gulungan dupa harum yang
mempesona, keduanya meliuk melenggok berpelukan menarikan gerakan tari
kahyangan yang terjadi begitu saja…. Ciptaan mereka berdua… Terbang…. Terbanglah
mereka tinggi dalam gulungan asap dupa setanggi yang semakin mewangi… Menyusuri
padang berbunga ilalang… mewelati burung-burung yang menganga tercengang … iri…
melesat dahyat tembusi gemulung awan yang mulai memutih, Tora memeluk Rhea … Merengkuhnya
dalam dekap erat… terbang berputar-putaran bagai gelombang pasang samudra …
Jutaan panah asmara lesat dari atas langit sana… melatar belakangi tarian surga
mereka… yang makin panas membara… sayap Tora yang sedianya masai basah, tak
berdaya… perlahan mengembang, melebar dan mulai bertenaga… diiringi desah napas
memburu menggelegak… saat bibirnya menjalar dileher Rhea yang menengadah
menatap langit yang sedianya gelap dan kini benderang….
Dibumi sana Cafa masih ternganga, tak sanggup
berkata-kata… memandangi lesat laju Tora dan Rhea yang mengangkasa….
Dilangit sana Dewata Naraa dan segenap
jajarannya… larut memandangi keduanya dengan gundah gulana….
Keduanya terpejam… berputar disela bumi dan
langit… ya… antara bumi dan langit… mereka menarikan tarian cinta
disela-selanya…. Ini BUKAN CINTA BIASA….
(BERSAMBUNG...)
No comments:
Post a Comment