Tulisan ini dibacakan saat Misa Peringatan 40 hari kepergian Ir. Sahala Parlindungan Situmeang, M.Sc, yang dipimpin oleh Romo Jourdan, OFM
Dalam piluku yang tak pernah orang tahu….
Aku selalu ingin kau ada didekatku…
Tak hanya saat-saat terakhir hidupmu…
22 tahun aku selalu berusaha meraihmu…
Ingin selalu mendekapmu…
Kupegang teguh janji itu, dengan segala gelombang pasang surut untuk tetap hidup bersamamu.
Bukan hal yang mudah.
Lelah, letih… hingga rasanya tak kuat lagi… aku tahankan rasa gemuruh hatiku untuk lari menjauh darimu. Tapi kutahankan itu…
Sering kulantunkan lagu James Ingrams dalam hatiku…
“… to make the magic last for more than just one night….”
Aku menanti keajaiban…. Sekaliiiiii saja
Sekali saja…
Harapanku hanya ingin sekaliiiii saja kau ungkapkan rasamu untuk ingin selalu dekat denganku.
Sekaliiiii saja kau sampaikan rasa cintamu padaku.
Lalu kita kembali berjalan bersama … bertiga… menapaki jalan hidup yang kukira masih panjang untukmu.
Harapanku hanya sekali…
Tetapi… ternyata kau beri aku lebih banyak dari itu…
“Aku mau ikut kamu…” dengan gaya ucapmu yang kaku
“Aku mau dekat kamu…” tetap dengan gaya bicaramu yang beku
“Aku mau selalu dekat kamu…” katamu sekenanya dengan langkahmu yang selalu buru-buru itu.
Tiga kalimat pendek yang kau tinggalkan untukku…
Sebagai jawaban penantian 22 tahun hidup bersamamu…
Dan setelah itu….
Kau pergi …
Jangan takut sayangku…. kau akan selalu dekat aku… karena memang itu adalah harapanku
Jangan cemas cintaku… kau akan selalu dekat denganku… karena memang itu adalah impianku sejak dulu.
Selamat jalan, Sahala…
Selamat jalan, Suamiku…
Kita akan selalu dekat… sangat dekat….
Karena memang selalu ada cinta diantara kita…
Mampang,
Medio, 3 Juli 2010 - 22:15
No comments:
Post a Comment