Tulisan ini kubacakan saat Peringatan 1000 pergimu....
Dirumah Aelan dan Tantri .... 17 Maret 2013
Selamat siang….
Katoer Ibuku tercinta…
Romo Mateus Batubara, OFM…
Oom, tante ….
Kakak-kakak dan adik-adikku semua….
Terima kasih banyak atas kehadirannya pada siang hari ini…
dalam kebersamaan kita… untuk mengenang 1000 hari kepergian suami saya,
almarhum Sahala Parlindungan Situmeang.
Pertama-tama… Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada
Aelan dan Tantri, karena telah mengijinkan kita semua berkumpul ditempat ini…
ini bukan moment yang kebetulan… tetapi saya yakin …. Bahwa ini semua memang
sudah digariskan demikian… tempat ini adalah tempat yang telah mempersatukan
kami kembali… dirumah ini, kami sepakat untuk kembali menapaki hari-hari
bersama…. Itu rencana kami… Namun kehidupan berkata lain…
3 tahun yang lalu, ditempat ini… 2 minggu sebelum
kepergiannya… menjadi sebuah kejutan juga bagi saya… bahwa almarhum dengan
penuh semangat mau menemani saya untuk datang kerumah ini, mengantarkan air
mandi untuk mas Aelan, saat midodareni pernikahan Aelan dan Tantri…. “Kalimatnya
yang sampai saat ini masih saya ingat adalah… Aku ikut, aku ikut antar air ya…
aku pengen dekat kamu…” jujur saya terhenyak… tapi semua saya simpan dalam
hati…
Setelah itu… keesokan harinya dengan bersemangat pula
almarhum menemani saya untuk datang menghadiri pemberkatan pernikahan Aelan dan
Tantri… saya pikir… setelah pemberkatan selesai, dia seperti biasa akan
terbirit-birit minta pulang… tetapi… dia
justru mengatakan pada saya, “ma… setelah ini kita ke rumah Aelan…” kembali
saya terhenyak… Diteras … didepan sana… dia mengatakan pada saya… “ma… ayo kita
jalan-jalan… aku pengen ajak kamu keliling dunia…” saya hanya bisa menoleh
padanya… tanpa bisa berkata-kata… sambil
mengernyitkan dahi…
Esok harinya pun demikian… dia dengan bersemangat datang ke
acara resepsi pernikahan Aelan dan Tantri… dia mengatakan keinginannya untuk
melihat Taruli menari “Golek Putri” dan kembali dia ingatkan saya tentang
kepergiannya untuk bersama-sama keliling dunia…
2 minggu kemudian… mas Sahala benar-benar mewujudkan
keinginannya… dia pergi… yang sebenarnya telah diisyarakatkannya dengan symbol
… “berkeliling dunia…”
Sebuah hal yang saya yakin bukan juga sebuah kebetulan… bahwa
saat ini… saya berdiri disini… sendiri… tanpa ditemani boru saya… Taruli…
karena dia mendapat tugas memeriksa bank di luar kota… dan kota tersebut adalah
MEDAN… kota kelahiran ayahya… seakan sudah diatur semuanya ini… agar Taruli…
dapat mengenang ayahnya dengan lebih dekat… yaitu ditanah kelahiran ayahnya….
Kini… Tidak terasa 1000 hari sudah, mas Sahala meninggalkan
kita…. Terima kasih atas semua kenangan terakhir yang indah…
(saya mengutip
kata-kata Tantri… tentang kenangan…) bahwa….
Saya punya kenangan….
Taruli punya kenangan…
Kita semua disini punya kenangan….
Dan sejatinya … kenangan adalah memang keindahan…
Karena yang Kuasa adalah pencipta keindahan…
Yang Kuasa adalah yang Esa….
Yang Esa dan Kuasa….
(Lagu ini dinyanyikan sebagai Lagu Renungan Pembuka Misa Peringatan 1000 Hari Ir. Sahala Parlindungan Situmeang, M.Sc, yang dipimpin oleh Romo Mateus Batubara, OFM)