Jangan pernah kau pandangi BARA itu… bila
hatimu tak ingin terbakar oleh kobarannya….
Jangan pernah kau dekati BARA itu…. Bila tubuhmu
tak ingin merasakan hawa panasnya….
Jangan pernah kau sentuh BARA itu… bila
tanganmu tak ingin pedih rasakan luka….
Jangan pernah kau dekati BARA itu… bila tak
yakin dirimu mampu menghindari jilatan dahsyatnya kobaran api yang akan
melumatmu dalam sekedip mata.
BARA api bukan untuk coba-coba….
Namun ….
Bila BARA itu telah terlanjur menyentuhmu…
Terimalah itu… dengan segala kemampuanmu…
Karena lalap kobaran BARA api, tak akan pernah
iba padamu… menghancur leburkan seluruh hidupmu… berbaur bersatu dalam lingkar kobaran api yang akan terus menyalakan gelora CINTA MANUSIA yang tak
akan pernah padam …. Bagai cerita QAIS dan LAILA….
Bila BARA itu telah terlanjur menyentuhmu…
Terimalah itu… dengan segala kesadaranmu…
Karena lalap kobaran BARA api akan memintamu untuk membuktikan KEMURNIAN pada
CINTA MANUSIA nyata… bukan hanya CINTA pada Sang PENCIPTA… CINTA MANUSIA
nyatapun membutuhkan KEMURNIAN nya sendiri… Sadarilah itu….
Oleh karenanya…
Sebelum seluruh tubuhmu terlumat oleh dahsyat
kobarannya….
Masih ada waktu….
Untuk segera pergi dan berlari, meninggalkan
BARA api yang sedang membubung tinggi… agar tetap utuhlah dirimu dalam
KEMURNIAN CINTA SANG PENCIPTA… bukan KEMURNIAN CINTA MANUSIA….
Walau dalam
BARA CINTA MANUSIApun… ada KEMURNIAN disana…
Jangan pernah
kau biarkan seorang manusia terbakar sendirian, atas BARA api yang telah dibakar
bersama-sama…
Pikirkanlah kembali….
PURNAMA ketiga,
23 Juni 2013
01:59
No comments:
Post a Comment